Ojo Golek Akehe, Goleko Berkahe
BERJALAN
melewati sebuah jalan.
Tiba-tiba
melihat penjual putu -- makanan tradisional. Berbahan beras yang dicampur
dengan kelapa. Masih dikasih gula jawa. Enak selangit.
Harganya
juga murah -- dua ribu rupiah dapat tiga. Kalau dulu satunya Rp500.
Bapak
penjual itu jalan kaki. Memikul barang dagangan dan perangkatnya.
"Untung
berapa ya bapak itu. Sudah jalan kaki. Memikul juga. Paling sedikit
sekali," kata seorang suami di sebelah istri.
"Daripada
ngimis, mending jualan," timpal istri.
"Yang
penting berkah. Untung besar tapi tidak berkah ya repot. Sedikit tapi berkah
malah jos itu."
Tak
lama sampai di tikungan jalan menurun ada truk lewat. Di
"bokong" moda transportasi pengangkut pasir itu ada pesan tertulis.
--Sing Digolek Ojo Akehe--
--Tapi Sing Digolek
Berkahe--
Begitu
cerita Kyai Mini di akhir ceramahnya dalam pengajian selapanan. (titahkita.com)
0 Response to "Ojo Golek Akehe, Goleko Berkahe "
Post a Comment